PENGORGANISASIAN
Pengorganisaian (organizing) merupakan proses
penyusunan stuktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber
daya-sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupnya.
Pengertian
dan Teori Organisasi
Istilah pengorganisasian mempunyai
bermacam-macam pengertian yaitu :
1.
Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang
paling efektif sumber daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja
organisasi.
2.
Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatan, dimana
setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi
wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3.
Hubungan antara
fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas para karyawan.
4.
Cara dalam mana manajer
membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen
mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan
tugas-tugas tersebut.
Proses Pengorganisasian dapat ditunjukkan
dalam tiga langkah yaitu :
1.
Perincian seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.
Pembagian beban pekerjaan
total menjadi kegiatan-kegiatan secara logic dapat dilaksankan oleh satu orang
3.
Pengadaan dan
pengembangan suatu mekasnisme untuk mengkoordinasi pekerjaan para anggota
organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Aspek-aspek penting dalam organisasi dan
proses pengorganisasian :
1.
Pembagian kerja
2.
Departementalisasi (departementasi)
3.
Bagan organisasi formal
4.
Rantai perintah dan kesatuan perintah
5.
Tingkat-tingkat herarki manajemen
6.
Saluran komunikasi
7.
Penggunaan komite
8.
Rentang manajemen kelompok-kolompok informal yang tak dapat
dihindarkan.
STRUKTUR
ORGANISASI
Struktur organisasi (disain organisasi) dapat
didefinisikan sebagai mekanisme formal degan mana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-posisi
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung
jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung
unsur-unsur specialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi, atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
Adapun
faktor-faktor utama yang menentukan perencanaan struktur organisasi sbb:
1.
Strategi organisasi
2.
Tehnologi yang digunakan
3.
Anggota/karyawan dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
4.
Ukuran organisasi
Unsur-unsur Struktur organisasi :
1.
Specialisasi kegiatan
2.
Standarisasi kegiatan
3.
Koordinasi kegiatan
4.
Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.
Ukuran satuan kerja
Pembagian
Kerja
Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip
pembagian kerja (division labor) yang memungkinkan synergy terjadi. Jika hal
itu dilaksanakan secara ekstrim. Ini dapat menimbulkan kebosanan, keletihan,
monoton, dan kehilangan motifasi yang dapat menghasilkan ketidak efisienan dan
bukan efiseinsi.
Bentuk-bentuk
Organisasi
Henry G.Hotgeshod ada 4 bentuk bagan
organisasi:
1.
Bentuk Pyramid
2.
Bentuk Vertikal
3.
Bentuk Horisontal
4.
Bentuk Lingkaran
DEPARTEMENSI
Departementasi
Fungsional
Mengelompokkan
fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu
satuan organisasi.
Kebaikan pendekatan fungsional
·
Menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan
efisiensi melalui specialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinan
pengawasan manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
·
Cocok untuk lingkungan yang stabil serta memerlukan koordinasi
internal yang minimum, butuh lebih sedikit ketrampilan dasar pribadi dan
meminimumkan duplikasi personalia dan peralatan dari segi biaya.
Kelemahan struktur fungsional
·
Menciptakan konfik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan
pelaksanaan tugas yang berurutan, memberikan tanggapan lebih lambat terhadap
perubahan, hanya memusatkan kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebahkan para
anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
Departementasi
Devisional
Organisasi devisional dapat mengikuti
pembagian devisi-devisi atas dasar produk, wilayah, (geografis), langganan dan
proses atau peralatan
1.
Struktur organisasi divisional atas dasar produk
2.
Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah
3.
Struktur organisasi divisional atas dasar langganan
ORGANISASI
PROYEK DAN MATRIK
1.
Struktur organisasi proyek
2.
Struktur organisasi matrik
Davis dan Lawrence menguraikan empat tahap perkembangan
matrik :
1.
Priramid Tradisional, dimana perintah dipersatukan pada tingkat
atas
2.
Hamparan sementara (temporary overly) dimana tim proyek
menciptakan hanya untuk kebutuhan-kebutuhan khusus dan mendesak
3.
Hamparan tetap (permanent overly) dimana tim proyek dilanjutkan
untuk maksud-maksud terus menerus
4.
Matrik dewasa (mature matrix) dimana kedua dimensi struktur
telah tetap dan seimbang, dengan kekuasaan seimbang (sama0 dipegang baik oleh
manajer fungsional ataupun manajer proyek
Kebaikan organisasi matriks :
1.
Memaksimalkan efisiensi
pengunaan manajer-manajer fungsional
2.
Mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan karyawan dan merupakan tempat latihan yang baik bagi
manajer-manajer strategic
3.
Melibatkan, memotivasi
dan menatang karyawan serta memperluas pandangan manjemen menengah terhadap
masalah-masalah strategik perusahaan
4.
Memberikan fleksibilitas
kepada organisasi dan membantu perkembangan kretifitas serta melipat gandakan
sumber-sumber yang aneka ragam
5.
Menstimulsi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan
perusahaan yang bermacam-macam dengan berorientasi proyek
6.
Membebaskan manajeen puncak untuk perencanaan
Kelemahan organisasi matriks :
1.
Pertanggung jawaban ganda dapat menciptakan kebingunan dan
kebijaksanan- kebijaksanan yang kontradiktif.
2.
Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal
3.
Memerlukan lebih banyak ketrampilan-ketrampilan antar pribadi
4.
Mendorong pertentangan kekuasaan yang lebih mengarah perdebatan
dari pada kegiatan
5.
Mengandung resiko timbulnya perasaan anarki
6.
Sangat mahal untuk diimplementasi.
KOORDINASI
Organisasi merupakan naungan dimana sumber daya,
kerjasama antar sumber daya diorientasikan melalui mekanisme tertentu untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Mekanisme agar kerjasama antar sumber daya
mencapai efektifitas dan efisiensi itulah yang disebut pengorganisasian. Dengan
demikian, organisasi ialah wadah atau tempat dimana pengorganisasian dilakukan.
Wadah dimaksudkan secara luas,yaitu, titik sama yang memasukan berbagai
individu ke dalam kesatuan. Tanpa organisasi tidak mungkin ada
pengorganisasian, pengorganisasian ada di dalam organisasi.
Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang tidak biasa adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian dicapai. Hal tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya tidak lain manusia bahkan manusia dalam keberadaannya sangat vital. Unsur manusia jugalah penyebab kalang kabutnya kondisi negara kita dimana sebagian orang berteriak keras ” Ubah sistem ..ubah sistem “. Appa yakin dengan merubah sistem itu efisien? dan kalau pun sistemnya dirubah, manusia jualah yang menjalankan. Sayangnya yang berjuluk manusia itu rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebut homo economicus. Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi kepentingan pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu manajemen sebagai homo oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya dieklektikan, optimalisasi kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan cara mengelola manusia rakus sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang tidak biasa adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian dicapai. Hal tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya tidak lain manusia bahkan manusia dalam keberadaannya sangat vital. Unsur manusia jugalah penyebab kalang kabutnya kondisi negara kita dimana sebagian orang berteriak keras ” Ubah sistem ..ubah sistem “. Appa yakin dengan merubah sistem itu efisien? dan kalau pun sistemnya dirubah, manusia jualah yang menjalankan. Sayangnya yang berjuluk manusia itu rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebut homo economicus. Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi kepentingan pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu manajemen sebagai homo oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya dieklektikan, optimalisasi kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan cara mengelola manusia rakus sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai tujuan yang ditetapkan.
Terdapat beberapa
prinsip penting saat kita melakukan pengorganisasian. Prinsip-prinsip tersebut,
tidak lain : tujuan yang tegas dan jelas, departementasi, pembagian tugas
pekerjaan, adanya koordinasi, kesatuan komando, delegasi wewenang, luas jenjang
pengawasan yang jelas, seimbang dan fleksibel. Keseimbangan antar prinsip
digunakan sebagai pedoman pengorganisasian berbasis tujuan yang hendak dicapai.
Pembicaraan tentang pengorganisasian pun tidak luput dari 5 unsur dalam
mengkonstruksi organisasi,yaitu: struktur organisasi, tugas, orang, keputusan
dan imbalan, situasi informal dan budaya. Kecocokan diantara 5 unsur demikian
sangat diperlukan agar saling memperkuat dan menopang konsistensi. Setiap unsur
konstruksi organisasi diserap kuat kualitas sempurna prinsip-prinsip
pengorganisasian. Dengan demikian keberadaan organisasi menjadi patut
dipertimbangkan oleh organisasi lain. Kualitas sempurna pengorganisasian
merupakan sebuah dimensi penopang kehebatan organisasi.
Kebutuhan akan koordinasi
Untuk melihat
kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin (atasan) dalam melakukan
koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahanyang ada dalam tanggung
jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen.Koodinasi dibutuhkan sekali
oleh para karyawannya,sebab tanpa koordinasi setiapkaryawan tidak mempunyai
pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akanmerugikan organisasi itu
sendiri.
Dengan koordinasi
diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruhkegiatan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atauperusahaan atau bagian menjadi
seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usahauntuk menciptakan keadaan yang
berupa tiga S,yaitu serasi,selaras dan seimbang.Kebutuhan koordinasi tergantung
pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalampelaksanaan tugas dan derajat
ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip rentang
manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yangdapat dikendalikan secara
efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentangmanajemen dan koordinasi saling
berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakinbesar jumlah rentangan semakin
sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahansecara efektif.
Terdapat 3 (tiga)
macam saling ketergantungan di antarasatuan-satuan organisasi seperti
diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko,2003:196), yaitu:
1.
Saling ketergantungan yangmenyatu (pooled interdependence)
Bilasatuan-satuan
organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalammelaksanakan
kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiapsatuan yang
memuaskan untuk suatu hasil akhir.
1.
Saling ketergantungan yangberurutan (sequential interdependece)
Dimana suatu
satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu sebelumsatuan yang
lain dapat bekerja.
1.
Saling ketergantungan timbalbalik (reciprocal interdependence)
Masalah-masalah
Penca-paian Koordinasi yang efektif
Peningkatan
spesialisasi akan menaikkan kebutuhan akan koordinasi. Tetapi semakin besar
derajat spesialisasi, semakin sulit bagi manajer untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan khusus dari satuan-satuan yang berbeda.
Paul R. Lawrence
dan Jay W. Lorch (Handoko, 2003:197) mengungkapkan 4 (empat) tipe perbedaan
dalam sikap dan cara kerja yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu:
1.
Perbedaan dalam orientasi
terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari
departemen yang berbeda mengembangkan pandangan mereka sendiri tentang
bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik. Misalnya bagian
penjualan menganggap bahwa diversifikasi produk harus lebih diutamakan daripada
kualtias produk. Bagian akuntansi melihat pengendalian biaya sebagai faktor
paling penting sukses organisasi.
1.
Perbedaan dalam orientasi waktu.
Manajer produksi akan lebih memperhatikan
masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek.
Biasanya bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan
masalah-masalah jangka panjang.
1.
Perbedaan dalam orientasi antar-pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan
pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian
dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan
pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
1.
Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin
mempunyai metode-metode dan standar yang berbeda untuk mengevaluasi program
terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
Pendekatan-prndekatan untuk Mencapai
Koordinasi yang Efektif
Komunikasi adalah
kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada
perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian
tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya
koordinasi merupakan pemrosesan informasi.
Tiga Pendekatan
untuk pencapaian koordinasi yang efektif:
1.
Pendekatan Pertama:
TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN DASAR
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
2.
Pendekatan Kedua:
MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
3.
Pendekatan Ketiga:
MENGURANGI KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI
Dalam beberapa
situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya
untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan
organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
·
Menggunakan pendekatan
teknik-teknik dasar manajemen yang
berupa hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai dasar bertindak.
Hirarki manajerial
terdiri atas rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang formal,
hubungan tanggung jawab, dan akuntabilitas yang jelas sehingga menimbulkan
integritas bila diformulasikan dengan jelas serta dilaksanakan dengan
pengarahan yang tepat.
Aturan dan
prosedur adalah keputusan-keputusan yang dibuat untuk mengatur
kejadian-kejadian rutin.
Rencana dan
penetapan tujuan dilakukan untuk pengkoordinasian melalui pengarahan dalam
mencapai sasaran yang sama untuk tiap satuan organisasi.
·
Meningkatkan koordinasi
potensial bila tiap bagian saling
tergantung satu dengan lainnya serta lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat
ditingkatkan dengan melalui dua cara, yaitu.
·
Sistem informasi
vertikal, penyaluran data-data
melalui tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi ini bisa di dalam atau
diluar rantai perintah.
·
Hubungan lateral (horizontal), dengan membiarkan
informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat dimana informasi
diperlukan. Ada
beberapa hubungan lateral, yaitu :
1.
Hubungan langsung
2.
Hubungan kelompok langsung
3.
Hubungan silang
·
Mengurangi kebutuhan akan
koordinasi, ada dua metode
pengurangan kebutuhan koordinasi, yaitu :
Penciptaan sumber
daya tambahan yang memberikan kelonggaran bagi satuan kerja, misal penambahan
kerja, bahan dasar dan pembantu, modal, pengurangan tugas dan masalah-masalah
yang timbul sekarang.
Penciptaan
tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri, dengan mengubah karakter satuan
organisasi.
Mekanisme-mekanisme Pengkoordinasian Dasar
Dalam
pengkoordinasian dasar kita harus mengetahui Mekanisme-mekanisme apa saja yg
harus di perhatikan
1.
1. Hirarki manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja,
wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat
menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan
pengarahan yang tepat.
1.
2. Aturan dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang
dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi
peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
1.
3. Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk
pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap
sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu
lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Meningkatkan
koordinasi potensial
Meningkatkan koordinasi potensial menjadi
diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan
lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat di tingkatkan melalui
dua cara, yaitu :
Sistem informasi vertical , adalah peralatan melalui mana data§disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Hubungan-hubungan lateral§ (harizontal) , Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada beberapa hubungan laterial, yaitu :üKontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antarüdepartemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
Panitnya danü satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajerü produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaanümenyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
Organisasiü matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
Sistem informasi vertical , adalah peralatan melalui mana data§disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Hubungan-hubungan lateral§ (harizontal) , Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada beberapa hubungan laterial, yaitu :üKontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antarüdepartemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
Panitnya danü satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajerü produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaanümenyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
Organisasiü matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
PENGURANGAN
KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien
untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan
penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau
penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar