PENGGERAKAN
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan
kata lain pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating
(pengarahan) adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan
bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan
usaha pengorganisasian.
Pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan alat-alat bagaimanapun
canggihnya atau handalnya, baru dapat dilakukan jika karyawan ikut berperan
aktif melaksanakannya. Fungsi pengarahan ini adalah ibarat kunci stater mobil,
artinya mobil baru dapat berjalan jika kunci staternya telah melaksanakan
fungsinya. Demikian juga proses manajemen baru terlaksana setelah
fungsi pengarahan diterapkan.
Definisi fungsi pengarahan ini
dikemukan para penulis sebagai berikut :
G.R. Terry
Pengarahan adalah membuat semua
anggota kelompok, agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta
bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha
pengorganisasian.
Koontz dan O’Donnel
Pengarahan adalah hubungan antara
aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap
bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk
tujuan perusahaan yang nyata. Jadi pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh pimpinan untuk membimbing, menggerakan, mengatur segala kegiatan yang
telah diberi tugas dalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha. Pengarahan ini
dapat dilakukan dengan cara persuasif atau bujukan dan instrufi, tergantung
cara mana yang paling efektif.
Pengarahan disebut efektif, jika
dipersiapkan dan dikerjakan dengan baik serta benar oleh karyawan yang ditugasi
untuk itu.
Pokok-pokok masalah yang dipelajari
pada fungsi pengarahan atau Directing adalah :
•Tingkah laku manusia (Human Behaviour)
•Hubungan Manusiawi (Human Relation)
•Komunikasi (Communication)
•Kepemimpinan (Leaderships)
Tingkah Laku Manusia
Manajemen adalah mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang
lain, ini berarti pimpinan menyuruh para bawahannya untuk mengerjakan sebagian
dari tugas-tugasnya dalam mencapai tujuan perusahaan. Pimpinan dalam membina
kerja sama mengarahkan dan mendorong gairah kerja para bawahannya, perlu
memahami tingkah laku manusia.
Tingkah laku manusia dapat kita ketahui dengan mempelajari
psikologi, sosiologi, antropologi, psiologi social, psiologi manajemen.
Manusia dalam berkelompok mempunyai latar belakang yang heterogin,
seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, agama, kebudayaan, kepentingan dan
lain sebagainya. Tetapi disamping perbedaan ini juga terdapat persamaan,
seperti kebutuhan (needs) untuk makan, minum, keamanan, keturunan atau
biologis, persamaan kebutuhan inilah yang membentuk kerjasama dan hidup
berkelompok.
Needs atau kebutuhan adalah yang diperlukan oleh setiap orang,
sedang wants (keinginan) adalah yang ditentukan oleh cita-cita seseorang.
Para penulis yang mengemukakan
tingkah laku manusia, diantaranya :
Elton Mayo (1880 – 1049)
F.W Taylor dalam teori klasik,
mengemukakan bahwa kebutuhan karyawan hanyalah kebutuhan tunggal atau biologis
saja, yaitu gaji dan kesejahteraan (konpensasi) yang besar. Menurut teori
klasik ini, jika kompensai dinaikan maka produktivitas kerja karyawan akan
meningkat. Hal ini mendorong Elton Mayo Cs. untuk mengadakan penelitian pada
perusahaan lampu pijar. Penelitian
ini disebut Hawton Study yang dilakukan dengan membagi karyawan kedalam dua
ruangan A dan B.
Pada ruangan A diadakan perbaikan
ventilasi, penerangan dan pengarahan secara persuasive, sedang pada ruangan B
tidak. Hasilnya ternyata produktivitas kerja karyawan diruangan A meningkat
walaupun kompensasi tidak dinaikan sedang di B tetap. Berdasarkan penelitian
ini terbukti bahwa kebutuhan karyawan bukan hanya peningkatan konpesasi saja,
tetapi mereka membutuhkan perlakuan yang baik, prasarana yang baik, dan
sebagainya.
Elton Mayo menyimpulkan hasil
penelitiannya sebagai berikut :
1.Masalah manusia hanya dapat
diselesaikan secara manusiawi dan menggunakan data, informasi dan alat-alat
kemanusiaan pula
2.Moral dan semangat kerja lebih
besar peranan dan pengaruhnya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
daripada kompensasi. Moral
adalah suatu keadaan yang berhubungan erat dengan kondisi mental seseorang.
3.Perilaku yang baik dan wajar terhadap karyawan lebih besar
pengaruhnya untuk peningkatan produktivitas kerja daripada tingkat kompensasi
yang besar, walaupun kompensasi juga penting.
Douglas Mc. Gregor
Douglas Mc. Gregror mengemukakan Teory X dan Teory Y tentang
tingkah laku manusia atau karyawan dalam perusahaan. Teori ini
mengemukakan bahwa manusia secara jelas dan tegas dikelompokan atas manusia
penganut Teori X dan Teori Y.
Teori X mengemukakan, bahwa :
1.Rata-rata karyawan itu malas dan
tidak suka bekerja
2.Umumnya karyawan tidak berambisi
dan menghindari tanggung jawab
3.Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah, dan diawasi
4.Karyawan lebih suka mementingkan
diri sendiri dan kurang memperdulikan sasaran perusahaan.
Oleh karena itulah para karyawan
harus dikendalikan, dipaksa dan diarahkan agar perusahaan dapat mencapai
sasarannya.
Teory Y mengemukakan, bahwa :
1.Rata-rata karyawan rajin dan
sesungguhnya bekerja sama.
2.Lazimnya karyawan dapat memikul
tanggung jawab dan berambisi untuk maju.
3.Karyawan selalu berusaha untuk
mencapai sasaran perusahaan dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran
yang optimal.
D. Yung mengemukakan bahwa sifat dan
tingkah laku manusia terbentuk dari “keturunan dan lingkungan” nya. Tipe tingkah laku seseorang menurut D.
Yung dibagi dalam Introverse, Extroverse dan Ambiverse.
Tipe Introverse, jika perhatiannya terutama diarahkan kedalam
dirinya sendiri. orang introverse ciri-cirinya adalah egoistis, pendiam, senang
menyendiri, kurang bisa bergaul dan selalu mengutamakan kepentingan pribadinya
daripada kepentingan umum.
Tipe Extroverse, jika perhatiannya
ditujukan kesekelilingnya. Orang extroverse ini ciri-cirinya adalah berhati
terbuka, sosial, gembira, ramah tamah, luas pergaulan dan mengutamakan
kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
Tipe Ambiverse adalah orang-orang yang tingkah lakunya berada
diantara Introverse dan Extroverse.
Clare W. Graves
Ia membedakan tujuh pola tingkah laku manusia yang disusunnya
dengan urutan istimewa
1.Tipe Autistik
Hidupnya seperti tumbuh-tumbuhan. Ia
kurang atau bahkan tidak punya daya uang dan dalam arti umum tidak dapat
dikaryakan.
2.Tipe Animistik
Ia sadar akan lingkungannya, tetapi
kurang memahaminya. Motifnya yang paling Dominan adalah mempertahankan
kelangsungan hidup, tetapi ia dikuasai oleh hal-hal klenik dan praktek-praktek
yang aneh-aneh.
3.Tipe Kejutan
Ia hanya akan memanfaatkan peluang
jika tidak ada risiko yang mengancam keamanan dirinya. Orang macam ini sulit
diatur dan tekanan yang meningkat serta aturan yang ketat hanya akan
menjadikannya lebih buruk lagi.
4.Tipe Sosio senstris
Orangnya rindu akan suasana kerja
yang menyenangkan ia mendahulukan masalah-masalah sosial daripada
masalah-masalah pribadi atau material.
5.Tipe Agresif dan gila kuasa
Ia lebih suka mengatur diri sendiri,
dan menentang tradisi dan tata tertib yang telah mapan.
6.Tipe Agresif Individualistis
Orang yang mempercayakan dirinya
sendiri, bertanggung jawab, berkiblat pada tujuan bukan pada sasaran. Ia benci
akan perincian metode dan ia tidak menyukai tugas yang dipaksakan.
PERINTAH SATU ASPEK DARI KOMUNIKASI
Suatu perusahaan hanya akan
merealisasi tujuannya jika setiap petugas bekerja secara efisien dan ada
kerjasama antara petugas yang satu dengan petugas yang lainnya. Salah satu
faktor yang memungkinkan terjadinya disebut terakhir ini ialah adanya hubungan
yang baik antara petugas didalam perusahaan, terlebih-lebih antara pimpinan
dengan bawahan.
Komunikasi kedalam itu sesuai dengan
tujuan kepada siapa warta itu disampaikan, dibedakan pula atas dua macam, yaitu
komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Komunikasi vertikal berarti
proses penyampaian sesuatu warta dari pihak intinya kepada pihak pegawai atau
sebaliknya.
Jenis-jenis Perintah
1.Perintah Lisan
Para penulis sependapat bahwa
perintah dapat diberikan dalam bentuk lisan apabila :
1.Tugas yang diperintahkan merupakan
tugas yang sederhana
2.Dalam keadaan darurat
Selain dalam kedua hal tersebut
diatas, perintah lisan dapat pula dipergunakan dalam keadaan-keadaan sebagai
berikut :
a)Bawahan yang diperintah sudah
pernah mengerjakan perintah
b)Perintah itu dapat selesai dalam
waktu singkat
c)Apabila dalam mengerjakan tugas itu
ada kekeliruan, tidak akan membawa akibat yang besar
2.Perintah Tertulis
Perintah tertulis mengadung
perbaikan-perbaikan sebagai berikut :
1.Perintah tertulis dapat mudah
diperiksa guna memelihara kebenaran
2.Adanya perintah tertulis
menyebabkan orang yang menerima perintah mengetahui benar tanggung jawabnya
3.Perintah tertulis merupakan cara
terbaik untuk menjamin persamaan dan keserupaan pelaksanaan diseluruh unsur
organisasi.
Pada umumnya perintah tertulis dapat
diberikan dalam hal-hal sebagai berikut :
a)Pada pekerjaan yang ruwet,
memerlukan keterangan detail, angka-angka yang pasti dan teliti.
b)Bila pegawai yang diperintah berada
di daerah lain.
c)Jika pegawai yang diperintah sering lupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar