Syafaatku Bagi Yang Mengucap Laa Ilaaha Illallah
Senin, 13 Juni 2011
Senin, 13 Juni 2011
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا
هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ
لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي
يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ
أَوْ نَفْسِهِ
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw :
Sungguh telah kukira wahai Abu Hurairah (ra) bahwa tiada yang menanyakanku mengenai hadits ini yang pertama darimu, dari apa-apa yang kulihat atas penjagaanmu pada hadits ini, yang paling bahagia dengan syafaatku dihari kiamat adalah yang mengucap Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan Selain Allah) ikhlas dari hatinya dan dirinya” (Shahih Bukhari)
Sungguh telah kukira wahai Abu Hurairah (ra) bahwa tiada yang menanyakanku mengenai hadits ini yang pertama darimu, dari apa-apa yang kulihat atas penjagaanmu pada hadits ini, yang paling bahagia dengan syafaatku dihari kiamat adalah yang mengucap Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan Selain Allah) ikhlas dari hatinya dan dirinya” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا
لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ
وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ
دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا
وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي
الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ
مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ
بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah
subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha melimpahkan keberkahan, dan
keberkahan adalah anugerah yang kemuliaan-Nya dilipatgandakan baik zhahir atau
pun bathin, maka di bulan Rajab ini keberkahan dilimpahkan seluas-luasnya oleh
Allah subhanahu wata’ala di malam-malam doa, malam-malam dzikir dan munajat.
Bulan Rajab yang merupakan salah satu bulan haram, dimana Allah melimpahkan
keberkahan kepada hamba-hamba-Nya, ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam . Sedemikian banyak doa-doa yang dikabulakan oleh Allah di bulan mulia
ini, dan sedemikian banyak musibah yang disingkirkan oleh Allah di bulan ini
lebih dari bulan-bulan lainnya, sedemikian banyak kesulitan yang disingkirkan
oleh Allah di bulan ini, pertolongan Allah turun dan limpahan anugerah
dicurahkan, maka perbanyaklah berprasangka baik kepada Yang Maha Dermawan,
karena rasa syukur dan sangka baik itu membuka anugerah yang lebih besar dari
Allah subhanahu wata’ala. Allah telah bersumpah dengan sumpah luhur dalam
firman-Nya, bahwa siapa yang bersyukur atas ni’mat Allah maka Allah
lipatgandakan kenikmatan-Nya :
لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
( إبراهيم : 7 )
"Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". ( QS.
Ibrahim : 7 )
Maka dekatlah kepada Yang Maha
memiliki dunia dan akhirah, Maha menjauhkan segala apa yang kita risaukan
karena Allah subhanahu wata’ala siap memberikan semua itu kepada yang
dikehendaki-Nya, maka mohonlah dan ketuklah gerbang kedermawanan Allah, kasih
sayang-Nya diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang meminta. Jika mereka mendapatkan
kesulitan di dunia, maka sungguh kesulitannya akan diperkecil dan segera
dibukakan bagi mereka kemudahan di dunia dan akhirah. Demikianlah Allah
melimpahkan keberkahan kepada ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam.
اَللّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“ Ya Allah berilah keberkahan kepada
kami di bulan Rajab, dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada Ramadhan”
Wahai pemilik Rajab, wahai pemilik
Sya’ban, wahai pemilik Ramadhan, Engkaulah Yang melimpahkan anugerah-anugerah
besar di bulan-bulan ini melebihi bulan-bulan lainnya, maka sertakan nama-nama
kami semua berada diantara kelompok yang mendapatkan anugerah besar zhahiran wa
bathinan. Ya Allah, nama yang teragung yang memulai segenap keluhuran, nama
Yang Maha berhak memberikan segala kebahagiaan, Yang Maha membatasi atau tidak
membatasinya, sungguh Allah subhanahu wata’ala Maha memberi tanpa
mempedulikannya lagi, Maha memaafkan tanpa mempertanyakannya lagi, Maha
mengangkat derajat tanpa mempedulikan hamba-Nya meskipun ia adalah pendosa
besar namun jika Allah ingin mengangkat derajatnya maka ia akan berubah menjadi
orang yang sangat mulia, sebagaimana firman-Nya :
إِلَّا
مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ
سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
( الفرقان : 70 )
“Kecuali orang-orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ( QS.
Al Furqan : 70 )
Mereka yang berbuat dosa kemudian
bertobat dan meninggalkan kehinaan menuju keluhuran meninggalkan dosa-dosa
semampunya menuju hal-hal yang lebih luhur, serta memohon pengampunan atas dosa
yang masih ia perbuat dan belum mampu ia tinggalkan, maka Allah mengganti
seluruh dosa mereka menjadi pahala. Adakah yang lebih dermawan dari Allah,
kesalahan diganti dengan pahala?! Maka kuatkanlah makna kalimat لا إله إلا
اللهdalam hatimu, karena tidak ada yang bisa membuat kesalahan, kejahatan, dan
kehinaan berubah menjadi pahala kecuali Allah. Mereka yang berdosa lalu
bertobat, beriman kemudian berbuat baik maka Allah ganti kesalahan-kesalahan
mereka dengan pahala. Adakah Yang lebih berkasih sayang dari-Nya?, maka Allah
subhanahu wata’ala bertanya kepada hamba-Nya dalam firman-Nya :
يَا
أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ، الَّذِي خَلَقَكَ
فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ
( الإنفطار : 6-7 )
“Wahai manusia, apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang
telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh) mu seimbang”. ( QS. Al Infithaar : 6-7 )
Tidak ada yang lebih dermawan dari
Allah subhanahu wata’ala yang telah menciptakan kita dengan penciptaan yang
sempurna. Semoga Allah subhanahu wata’ala melimpahkan kepada kita rahasia
kemuliaan bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan, rahasia kemuliaan malam dan siang
yang terpendam di dalamnya rahasia keluhuran Allah yang tidak kita ketahui dan
Allah limpahkan kepada kita. Sebagaimana orang yang yang tidak meminta-minta
namun diberi, misalnya orang faqir yang lewat di jalan kemudian ada orang yang
kasihan terhadapnya lalu diberi tanpa ia memintanya bahkan ia tidak mengetahui
bahwa ia akan diberi, demikian pula keadaan kita terhadap Allah,
يَارَبِّ
أَنْتَ قُلْتَ تَصَدَّقُوْا عَلَى اْلفُقَرَاءِ وَنَحْنُ اْلفُقَرَاءُ إِلَيْكَ
فَتَصَدَّقْ عَلَيْنَا بِرَحْمَتِكَ
“Ya Rabb, Engkau berfirman :
“bershadaqahlah kepada orang-orang faqir”, dan kami adalah fuqara’
dihadapan-Mu, maka bershadaqahlah kepada kami dengan kasih sayang-Mu”
Hadirin hadirat yang dimuliakan
Allah
Sampailah kita pada hadits luhur ini, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Abu Hurairah : “ Wahai Abu Hurairah, aku tau bahwa tidak ada seseorang yang menanyakan tentang hadits ini selain engkau”, karena Abu Hurairah banyak duduk bersama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sedangkan kebanyakan sahabat yang lainnya dari kaum Anshar dan Muhajirin bekerja namun Abu Hurairah tidak bekerja, beliau hanya duduk di rumah Rasulullah bersama ahlu suffah untuk mempelajari hadits, kemudian mengajarkannya kepada mereka pra sahabat yang sibuk, dimana ketika mereka ada waktu luang mereka datang dan bertanya kepada Abu Hurairah, tentang ayat yang baru turun atau hadits yang baru diucapkan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam karena Abu Hurairah selalu duduk bersama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan ketika Abu Hurairah bertanya kepada Rasulullah tentang orang yang paling beruntung mendapatkan syafaat kelak di hari kiamat, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Sampailah kita pada hadits luhur ini, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Abu Hurairah : “ Wahai Abu Hurairah, aku tau bahwa tidak ada seseorang yang menanyakan tentang hadits ini selain engkau”, karena Abu Hurairah banyak duduk bersama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sedangkan kebanyakan sahabat yang lainnya dari kaum Anshar dan Muhajirin bekerja namun Abu Hurairah tidak bekerja, beliau hanya duduk di rumah Rasulullah bersama ahlu suffah untuk mempelajari hadits, kemudian mengajarkannya kepada mereka pra sahabat yang sibuk, dimana ketika mereka ada waktu luang mereka datang dan bertanya kepada Abu Hurairah, tentang ayat yang baru turun atau hadits yang baru diucapkan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam karena Abu Hurairah selalu duduk bersama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan ketika Abu Hurairah bertanya kepada Rasulullah tentang orang yang paling beruntung mendapatkan syafaat kelak di hari kiamat, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أَسْعَدُ
النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
“Orang yang paling beruntung
mendapat syafaatku dihari kiamat adalah yang mengucapkan Laa ilaaha illallah
(Tiada Tuhan Selain Allah), ikhlas dari hatinya atau dari dirinya”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, shahib As Syafa’ah, shahib al mi’raj, shahib Al Makkah wa Al Madinah,
sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa : “Orang yang
paling beruntung mendapatkan syafaatku kelak di hari kiamat adalah orang yang
mengucapkan لا إله إلا الله ikhlas dari dalam hatinya atau dari dirinya”.
Dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fath Al Baari bisyarh
Shahih Al Bukhari bahwa maksud dari hadits ini bukan hanya kalimat لا إله إلا
الله saja namun yang dimaksud adalaha لا إله إلا الله محمد رسول الله , namun
Rasulullah bersabda dan meringkasnya hanya dengan kalimat لا إله إلا الله saja.
Hadits ini menjelaskan juga bahwa semakin kita mendalami dan memahami makna لا
إله إلا الله , maka akan semakin cepat kita mendapkan syafaat nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, karena seluruh hakikat ibadah tiadalah berarti
tanpa kalimatلا إله إلا الله , yang merupakan permulaan iman dan tidak akan
pernah ada akhirnya, ketika ia melakukan ibadah-ibadah yang lainnya seperti
shalat, puasa, zakat dan haji kesemua itu hakikatnya adalah dalam keadaan islam
dengan berkeyakinanan لاإله إلا الله . Al Imam Ibn Hajar menjelaskan bahwa nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga memberi syafaat kepada orang non
muslim, orang munafik, para pendosa, sebagaimana beliau memberi syafaat kepada
para shalihin, sebagaimana Abu Thalib yang sebagian pendapat mengatakan bahwa
ia telah wafat dalam keadaan di luar Islam, namun disyafaati oleh nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari dimana Abu
Thalib berada di dalam jurang neraka namun Rasulullah memberinya syafaat
sehingga dia hanya berada di pinggir neraka, dan insyaallah akan mendapatkan
syafaat lagi kelak di hari kiamat, karena disebutkan pula bahwa Abu Thalib
wafat dalam keadaan Islam namun tidak mau mengucapkan لاإله إلا الله , bukan
karena ia ingkar terhadap kalimat لاإله إلا الله akan tetapi karena ia khawatir
jika mengucapakannya maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan semakin
dipersulit oleh kuffar quraisy di saat itu, maka Abu Thalib tidak mau
mengucapkannya, padahal sudah diperintah oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, dan menolak perintah Rasulullah adalah dosa yang sangat besar karena
bisa menyebabkan sampai pada kekufuran, inilah dosa Abu Thalib, namun tetap
disyafaati oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan Rasulullah juga
mensyafaati para pendosa, sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al
Asqalany di dalam Fath Al Baari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa diantara mereka
para pendosa ada yang telah masuk ke dalam neraka lalu dikeluarkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, diantara mereka ada yang akan masuk
neraka namun Rasulullah beri ia syafaat sehingga tidak masuk ke dalam neraka,
dan adapula yang telah layak untuk masuk neraka namun dibatalkan karena syafaat
nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, adapula yang memang tidak masuk
neraka namun ia menghadapi hisab yang sangat lama dan sulit kemudian dipermudah
oleh Rasulullah dengan syafaatnya, diantara mereka ada yang seharusnya
menjalani hisab sebelum masuk ke surga namun diberi syafa’at oleh Rasulullah
sehingga tidak perlu dihisab lagi dan langsung memasuki surga, ada juga yang
telah masuk ke dalam surga kemudian disyafaati oleh Rasulullah agar dinaikkan
ke derajat yang lebih tinggi di surga, beliaulah shahib as syafaah nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah
ketika malam Isra’ Mi’raj nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berhadapan
dengan Allah, dan Allah berfirman kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam : “wahai Muhammad, langit itu milik siapa?”, nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “milik-Mu wahai Allah”, kemudian
Allah bertanya lagi : “Bumi milik siapa?”, nabi menjawab : “milik-Mu
wahai Allah”, lalu Allah subhanahu wata’ala bertanya lagi : “dan engkau
milik siapa wahai Muhammad?” nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “milik-Mu
wahai Allah”, kemudian Allah bertanya lagi : “dan Aku milik siapa wahai
Muhammad?”, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menjawab namun
beliau hanya menunduk, maka Allah berkata : “Aku adalah milik hamba-hamba-Ku
yang bershalawat kepadamu wahai Muhammad”. Sungguh beruntung ummat nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang bershalawat kepadanya. Allah
subhanahu wata’ala berfirman :
إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
( الأحزاب : 56 )
“Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi, wahai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (
QS. Al Ahzaab : 56 )
Oleh karena itu kita gembira karena
mejelis shalawat semakin hari semakin banyak dan berkembang, di wilayah Jakarta
semakin dahsyat, di luar kota dan di luar negeri pun semakin dahsyat, saat ini
di Singapura bergemuruh dengan shalawat kepada nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam. Semoga Allah menjaga dan menjauhkan kita dari kelompok orang
yang selalu membid’ahkan shalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, semoga mereka diberi hidayah oleh Allah subhanahu wata’ala, dan
jangan sampai kita terjebak lagi dalam kelompok ini apalagi dipimpin oleh
orang-orang dari kelompok ini, wal ‘iyadzubillah, kita tidak mau dipimpin
kecuali oleh orang-orang yang memuliakan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam. Alhamdulillah malam Rabu yang akan datang adalah ulang tahun DKI
Jakarta yang ke-484 dan kali ini akan dirayakan dengan maulid nabi dan shalawat
kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian dengan dzikir يا
الله 1000 x, semoga melimpahkan kemakmuran di Jakarta dan seluruh wilayah di
barat dan timur, amin.
Hadirin hadirat yang dimuliakan
Allah
Kembali ke hadits tadi, sebagaimana yang dijelaskan juga oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany bahwa disunnahkan untuk mengualng-ulang dan memperbanyak ucapan kalimat لا إله إلا الله , berbeda dengan kelompok yang selalu membid’ahkan orang-orang yang mengucapkan tahlil ( لا إله إلا الله ), padahal telah Allah firmankan atas orang-orang yang menentang Islam bahwa ketika kalimat لا إله إلا الله diucapkan dihadapan mereka maka mereka menyombongkan diri dan menolak ucapan itu. Mereka tidak menghendaki jika kalimat لاإله إلا الله diperbanyak, semoga Allah melimpahkan hidayah kepada mereka, amin. Semoga Jakarta ini menjadi kota orang-orang yang cinta bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kembali ke hadits tadi, sebagaimana yang dijelaskan juga oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany bahwa disunnahkan untuk mengualng-ulang dan memperbanyak ucapan kalimat لا إله إلا الله , berbeda dengan kelompok yang selalu membid’ahkan orang-orang yang mengucapkan tahlil ( لا إله إلا الله ), padahal telah Allah firmankan atas orang-orang yang menentang Islam bahwa ketika kalimat لا إله إلا الله diucapkan dihadapan mereka maka mereka menyombongkan diri dan menolak ucapan itu. Mereka tidak menghendaki jika kalimat لاإله إلا الله diperbanyak, semoga Allah melimpahkan hidayah kepada mereka, amin. Semoga Jakarta ini menjadi kota orang-orang yang cinta bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hadirin-hadirat, Dalam hadits tadi juga
dijelaskan bahwa Abu Hurairah adalah seorang yang sangat berbakti kepada
ibunya. Diriwayatkan di dalam Shahih Muslim suatu ketika Abu Hurairah datang
kepada Rasulullah dalam keadaan menangis, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bertanya : “wahai Abu Hurairah apa yang membuatmu menangis?”,
maka Abu Hurairah berkata : “wahai Rasulullah, aku telah menyuruh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar